Mei 27, 2019


Yup, sekarang ini saya sedang menganggur. Malu? ngapain malu? menganggur kan juga merupakan salah satu proses kehidupan yang pasti, akan, dan pernah di alami oleh setiap umat manusia yang ada di planet earth ini.

Jaman sekarang, banyak sekali orang-orang yang berkompeten, hal itu tentu membuat saya cukup kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Pengalaman saya yang kebanyakan berkutat di social development dan riset tidak banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan swasta komersil.

Padahal, kalau mau tau lebih jauh tentang saya, saya ini orangnya sangat cepat belajar. Dikasih tau sesuatu pasti saya langsung ngeh deh. Selain itu saya juga sangat haus akan ilmu-ilmu baru, bisa dibilang saya ini multitalented. (lah malah jadi promosi, hehe)

Untuk mengisi waktu nganggur ini saya berusaha untuk mengembangkan diri sebaik mungkin agar diterima di lingkungan profesional. Saya mempelajari banyak buku-buku self improvement, biografi, dan buku-buku bisnis.

Baca juga: Jadilah Pengangguran Yang Produktif

Saya juga mengikuti beberapa pelatihan kompetensi, salah satunya training AK3 Umum yang saya tulis pada artikel sebelumnya. 

Apa hasilnya? sampai sekarang saya belum mendapatkan pekerjaan. sedih ya? haha. 

Tips-tips cara menyusun Curriculum Vitae, surat lamaran, dan interview dari beberapa influencer juga sudah saya coba pelajari dan terapkan. Alhamdulilah berkat tips tersebut beberapa kali saya dipanggil interview.

Interview yang paling terakhir saya ikuti adalah interview pada salah satu perusahaan manufaktur internasional di Batam. Pewawancaranya adalah dua anak muda bersemangat, mungkin seusia dengan saya.

Interview tersebut berjalan lancar —menurut saya—, mungkin memang belum rejekinya Beberapa hari kemudian saya dapat email 'maaf anda belum beruntung'.

Ya tidak terlalu sakit hati juga sih, karena saya paham saya kurang berpengalaman dalam dunia industri, dan mereka pastilah butuh karyawan yang sudah berpengalaman.

Banting Setir!

Bekerja bersama masyarakat itu menyenangkan

Sebenarnya bekerja di bidang social development dan riset itu banyak keuntungannya dan saya menyukainya. Selain banyaknya ilmu baru yang kita dapatkan, kita juga bekerja untuk menyejahterakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Gajinya juga tergolong cukup besar untuk bujangan seperti saya.  

Sayangnya pekerjaan-pekerjaan di bidang development ini rata-rata adalah kerja kontrak, tidak ada pegangan pasti. Habis kontrak ya kita harus cari yang lainnya. Belum lagi kerjanya selalu berpindah tempat, terus kapan dong saya nikah? haha.

Karena alasan-alasan itu akhirnya saya memutuskan untuk banting setir mencari industri lain yang menawarkan kerjaan tetap. Untuk itu saya mengincar bekerja di dunia Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berbekal sertifikat yang sudah saya dapatkan.

Banting setir ternyata tidaklah mudah. Pengalaman kerja kita seperti di reset menjadi 'nol' lagi. Sementara kebanyakan lowongan pekerjaan membutuhkan, setidaknya, satu tahun pengalaman kerja di posisi yang sama. 

Nah, dari sini saya belajar dan berpesan buat kalian yang masih fresh graduate, hati-hatilah dalam meniti karir dari awal, pilihlah karir yang memang kalian minati dan mempunyai masa depan yang bagus. Jadilah profesional di bidang yang kamu sukai sebelum usia menelanmu.

Pentingnya Background Pendidikan (di Indonesia)

Latar belakang pendidikan saya adalah Sarjana Pendidikan Geografi, ya, seorang guru. Tetapi hati saya tidak terpanggil untuk menjadi seorang guru akhirnya saya pilih yang paling dekat dengan dunia pendidikan yaitu social development dan riset. Setidaknya ilmu pendidik saya masih bisa di aplikasikan untuk mendidik masyarakat. 

Sayangnya saat mau banting setir, lapangan kerja sarjana pendidikan itu tidaklah luas. Paling mentok cari lowongan kerja yang menerima semua jurusan.

Karena itulah saya mengikuti training kompetensi lain untuk menambah 'nilai jual' saya. 

Latar belakang pendidikan saat mencari pekerjaan setidaknya di Indonesia itu penting. Jadi buat kalian, adik-adik SMA yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pilihlah jurusan yang memang banyak dibutuhkan di dunia kerja dan yang pasti yang paling kalian minati. 

Jangan sampai ada kata 'salah jurusan'. Konsultasikan ke guru kalian, jurusan apa yang paling tepat untuk kalian. Karena masing-masing orang punya kemampuan yang berbeda. Jangan coba-coba ikut-ikutan teman. 

Solusi?

Waktu Training K3 Umum di Batam

Walaupun sampai saat ini saya masih terus-terusan gagal dalam mendapatkan pekerjaan, saya masih akan terus berusaha! tetap kembangkan diri menjadi lebih baik lagi, pelajari hal-hal baru lagi, dan tetap produktif meski menganggur. 

Banyak yang bilang saya ini pilah-pilih pekerjaan. Sebenarnya saya tidak begitu sih, saya bisa bekerja apa saja yang penting jalurnya jelas dan sesuai minat saya. Agar kerja saya bisa maksimal dan tidak makan gaji buta. 

Kata guru saya, kalau mancing, gunakan banyak kail dan umpan karena kita tidak tahu umpan mana yang akan dimakan.

Saat ini saya masih mencoba melamar kerja sebagai K3, saya juga mulai kembali melamar kerja di bidang social development lagi. 

Selain itu saya juga mencoba menambah pengetahuan tentang dunia psikologi, training, dan personnel development, dengan harapan, pengalaman saya sebelumnya di bidang pengembangan masyarakat bisa di aplikasikan untuk mengembangkan karyawan di perusahaan sebagai staff HRD.

Pokoknya semua peluang akan saya coba.

Tentunya usaha tidak akan mulus tanpa dibarengi dengan restu orang tua dan doa.

Terimakasih sudah membaca curahan hati seorang pengangguran ini. Semoga ada yang bisa dipelajari dari pengalaman saya.

Oh, kalau teman-teman punya saran saya akan dengan senang hati menerimanya. Cheers!
...

16 comments:

  1. Nggak jauh berbeda dengan saya sekarang Mas, lagi cari2 kerja juga. Tp saya fresh graduate.
    Sempat punya pengalaman kerja lapangan jg ke masyarakat sebagai surveyor, dan pengalaman itu ternyata nggak berpengaruh banyak hehehe

    Oh iya, emang sulit kalau lulus dari jurusan yang tidak banyak peluang kerjanya, yg diincer pasti loker2 yg nerima posisi dari semua jurusan, dan saingannya banyaknya minta ampun hahaha
    Udah bbrp kali interview sana sini, tp belum dpt rezekinya.
    Sekarang mah krn punya passion di nulis, saya sering ngambil job tulisan Mas, lumayan lah nambah2 uang jajan :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah saya juga dulu surveyor mas, dari surveyor upgrade ke field facilitator, dari situ upgrade lagi ke program officer social development. Tapi ya itu tadi, ga secure kerjanya dan emang pengalamannya ga berpengaruh banyak kalau mau daftar lain bidang.

      iya mas, saya juga sambi jualan online lumayan lah buat numpang wifi di cafe. Semangat terus mas! rejeki pasti ada!

      Hapus
  2. Sepertinya saya 11-12 dengan mas, masih mencari kerja. Jadinya saya mengisinya dengan menulis hobi atau kebutuhan masyarakat. Siapa tahu saat melamar pekerjaan bisa menjadi poin plus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mas harus punya hobi. Saya ga bisa ngebayangin, dah pengangguran, ga punya hobi pula, duhh sepertinya gelap sekali hidupnyaa. Insyallah pasti ada poin plusnya mas, khususnya kalau ngelamar di bidang jurnalistik. Semoga kita semua sukses ya mas! amin!

      Hapus
  3. Skrg zaman digital, maka profesi yg bkl booming yg berkaitan dgn yg berbau digital, misal digital marketing. Baiknya sih mencoba alternatif/sampingan jg siapa tau jd yg utama, misal jadi online freelancer, online businessnetpreneur, bloggerpreneur, gamer pro esports, maupun youtuber. Bisa dikatakan ini profesi zaman now/milenial... Mantap infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, sekarang ini saya sedang mencoba jualan online, nulis blog, sama sudah bikin akun youtube. TInggal belajar cara mendatangkan uangnya. hehe

      Hapus
    2. iya mas, sekarang ini saya sedang mencoba jualan online, nulis blog, sama sudah bikin akun youtube. TInggal belajar cara mendatangkan uangnya. hehe

      Hapus
  4. saya pernah mengalami hal ini luar biasa stress apalagi ortu maunya saya di bank. sementara pendidikan saya terakhir di jurusan peternakan. kan nggak nyambung. Pusing2 saya rogoh duit tabungan nekat jualan pulsa dengan modal 100 ribu sampe sempat deposit tertinggi di 500 ribuan karena ngeri juga yg beli pulsa rame bener. sayangnya karena dah nikah dan jauh dari rumah saya kembali ke nol lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu mba yang belum saya sebutkan di artikel saya, 'dukungan ortu' emang juga berpengaruh pada laju karir kita sih. thanks for sharing ya mba. tetap semangat!

      Hapus
  5. Saya pun sama nasibnya, mas. Dan saat ini Saya sering menggunakan jurus yang dilakukan teman Saya. Yaitu, Apply terus menerus. Semoga kita yang belum mendapatkan pekerjaan di mudahkan oleh Tuhan. Aamiinn

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya , pantang menyerah, terus semangat dan selalu perbaiki kualitas diri dan CV kita, hehe. Amiinn mass! semangat!

      Hapus
  6. Tidak mencoba jadi artis atau ustad saja mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. ustad ngartis aja kali ya mas, duitnya banyak, haha

      Hapus
  7. wah semoga segera mendapatkan pekerjaan ya mas, saya bersykur, meskipun pendidikan saya cuma D1 sampe sekarang, tapi alhamdulillah langsung kerja sampai sekarang. Udah 5 tahun kerja, dan kini saya merasa bosan. Pengen resign, apply ke pekerjaan lain. Tp pendidikan rendah. Mau buka bisnis saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih supportnya mas sabda. Iya kita harus bersyukur apapun keadaanya. Waduh kok bosan, haha. padahal kerjaan mas udah mapan loh sepertinya. Di upgrade aja mas. Pegawenya nanti buat sambilan, utamanya bisnis. sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

      Hapus
  8. Ini yang selalu gw bilang ke adek-adek gw. Kalo kuliah jangan asala kuliah. Di Indonesia background pendidikan itu penting. Kalo kuliah di jurusan yang jarang ada peminatnya di dunia kerja bisa susah cari kerjanya. Tapi mas beruntung loh udah banyak pengalaman kerja. Kenapa gak coba cari beasiswa ke luar negeri mas kayak eropa? Pengalaman mas akan sangat dihargai di benua biru sana.

    BalasHapus