Desember 28, 2020


Akhirnya saya bisa menulis lagi setelah beberapa bulan absen, bersamaan dengan berakhirnya kontrak kerja saya di salah satu badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang secara internasional disebut United Nations, dimana saya berkesempatan menjadi 'PNS Internasional' selama setahun. (update: sekarang saya kembali bekerja disini untuk project lain)

Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan sebuah organisasi internasional yang beranggotakan 193 negara-negara yang ada di dunia dengan salah satu tujuan utamanya adalah menjaga perdamaian dan kemanan dunia.

Jadi, tahun lalu saat tengah beristirahat dari panas teriknya matahari di sela-sela pekerjaan saya sebagai Safety Officer di pelabuhan bongkar muat Batu Ampar, Batam, saya iseng browsing pekerjaan di devjobsindo.org, Sebuah website khusus untuk mencari pekerjaan di bidang Non-Governmental Organization (NGO). 


Sebelum bekerja sebagai safety officer, saya memang pernah beberapa kali berkecimpung di proyek-proyek NGO lokal. Kebetulan saat browsing, salah satu badan khusus PBB yang bergerak di bidang migrasi sedang membutuhkan fasilitator lapangan untuk proyek kemanusiaan di bidang Human Trafficking alias Perdagangan Orang dengan lokasi penugasan di Kabupaten Nunukan.

Di PBB terdapat beberapa badan khusus yang masing-masing mempunyai bidangnya sendiri seperti UNICEF, WHO, UNDP, UNESCO, IOM, ILO, dll. Kamu bisa mengunjungi web carreers.un.org untuk informasi mengenai lowongan pekerjaan PBB yang ada di seluruh dunia.


Sebenarnya saya tidak berharap banyak dengan isi Curriculum Vitae (CV) saya yang pengalamannya pas-pasan. Diterima ya alhamdulilah, tidak diterima ya berarti belum rejeki. Gasss kan saja ya kan, toh gak ada ruginya mencoba.

Selain mengirimkan CV dan surat lamaran, saya juga harus mengisi semacam formulir daftar riwayat hidup yang cukup panjang. Semua persyaratan administrasi tersebut wajib ditulis dalam bahasa inggris.

Selang hampir satu bulan setelah mengirimkan lamaran, ketika sedang asyik gegoleran manja diatas kasur, tiba-tiba ada notifikasi email masuk. Setelah saya cek ternyata email tersebut adalah email dari HR yang meginformasikan bahwa aplikasi lamaran yang saya kirimkan lolos secara administrasi, dan pihak HR meminta kesedian saya untuk dapat mengikuti tes wawancara secara online via telepon.

Tanpa babibu, langsung saja saya konfirmasi kesediaan wawancara tersebut. Wawancaranya menggunakan bahasa inggris, dan berlangsung sekitar satu jam. Pertanyaan yang diajukan ya pertanyaan standar seperti pengalaman kerja sebelumnya, hobi, skill, dan pengetahuan yang dimiliki mengenai tema seputar project yang akan dilaksanakan, dalam hal ini adalah perdagangan orang.

Tidak butuh waktu lama, selang beberapa hari saja, kembali ada email masuk yang memberitahukan bahwa saya diterima di project tersebut, beserta rincian kontrak, TOR, HR guide, dll.

Setelah konfirmasi, saya mendapatkan tiket penerbangan ke Jakarta, dan akan stay disana selama dua minggu untuk briefing, training, serta mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang lainnya sebelum pemberangkatan ke daerah penempatan di salah satu pulau terluar di Indonesia.

My United Nation ID Card.

Sesuai dengan kredibilitas dan nama besar PBB, fasilitas yang diberikan kepada pegawai baru seperti saya bisa dibilang "wah". Selama dua minggu di Jakarta saya di beri fasilitas tempat tinggal di sebuah apartemen yang cukup mewah di daerah Jakarta Selatan. Selain itu, diluar gaji pokok, saya juga mendapat uang tunjangan harian / perdiem sebagai biaya hidup selama tinggal di Jakarta dengan jumlah yang 'lumayan banget'.

Fasilitas-fasilitas itu diberikan karena keberadaan saya di Jakarta selama dua minggu itu di hitung sebagai Temporary Duty Assignment yaitu penugasan sementara di luar kota penempatan, atau biasa kita sebut sebagai perjalanan tugas. Fasilitas tersebut tidak akan diberikan jika saya berdomisili di Jakarta.

Sistem gaji di PBB dibagi berdasarkan grade atau tingkatan, masing-masing tingkatan merepresentasikan jabatan dan lamanya mengabdi. Grade tersebut berstandar internasional, kecuali untuk tingkatan UG (Ungraded) yang disesuaikan dengan gaji lokal. Selain gaji juga banyak tunjangan lainnya seperti tunjangan keluarga, kesehatan, dll. Untuk besarannya kamu bisa cek disini.

Selama dua minggu di kantor pusat, saya berlatih untuk mengakrabkan diri dengan berbagai macam urusan administrasi yang, yahh, cukup njelimet dan membuat kening berkerut terutama jika sudah berurusan dengan hal-hal yang berbau keuangan. Apalagi semuanya harus menggunakan bahasa inggris. Tetapi walaupun diawal memang terkesan ribet, lama kelamaan juga terbiasa sih.

Selain urusan administrasi, saya juga diwajibkan mempelajari selukbeluk perdagangan orang di Indonesia. Yah semacam matrikulasi, karena memang background saya sama sekali tidak berkaitan dengan ilmu hukum maupun ilmu hubungan internasional apalagi menyangkut dengan perdagangan orang.

Yang paling menarik saat pertamakali memasuki kantor pusat di Jakarta adalah saya disambut oleh rekan-rekan yang sangat ramah dan terbuka dengan kualitas percakapan yang santai namun berbobot. Ditambah lagi, hampir 60% staff yang ada merupakan pemuda-pemudi enerjik. Jauh dari bayangan saya dimana mungkin nanti rekan kerja saya adalah para senior dengan muka-muka yang cemberut.

Setelah 'aklimatisasi' selama dua minggu, akhirnya tiba juga hari pemberangkatan menuju duty station yang sebenarnya. Saya mendapat tempat penugasan di Kabupaten Nunukan, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara.

Penanganan deportasi pekerja migran illegal oleh tim gabungan satgas deportasi Nunukan.

Sebagai pintu gerbangnya Indonesia ke negara-negara lain terutama Malaysia dan Filipina, Kabupaten Nunukan sangat rawan menjadi pintu keluar-masuk perdagangan orang lintas negara dengan modus penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri secara ilegal.

Oh iya, buat kalian yang belum tahu, perdagangan orang atau human trafficking menurut UU No. 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) adalah: "Tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi."

Tugas pokok saya di Nunukan adalah berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait untuk memfasilitasi program-program pemberantasaan perdagangan orang yang akan dilaksanakan. Contohnya seperti sosialisasi kepada masyarakat, training untuk aparat penegak hukum, rapat koordinasi antar stakeholders, pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD), serta mendorong pemerintah untuk membuat sebuah Gugus Tugas Anti TPPO.

Tugas-tugas tersebut membutuhkan keahlian diplomasi yang baik seperti komunikasi, negoisasi, lobi, serta public speaking yang bagus. Kita tahu sendiri bahwa birokrasi di Indonesia itu sungguh rumit, tanpa keahlian-keahlian tersebut, mungkin butuh waktu lama untuk membuat pemerintah mau bekerjasama. 

Disini saya banyak bekerjasama dengan pihak-pihak dari pemerintah daerah, BP2MI, kepolisian, TNI, serta pihak imigrasi setempat. Sebagai fasilitator PBB, maka tidak terhindarkan bahwa saya mau tidak mau harus berkenalan dan bertatap muka dengan para 'petinggi' yang ada disana. Dalam kurun waktu beberapa bulan saja, saya sudah hampir mengenal semua 'orang penting' yang ada di Nunukan, bahkan nongkrong bareng di sebuah kedai kopi pinggir jalan tiap malem minggu. Pokoknya berasa jadi orang penting deh, hahaha.

Salah satu hasil dari fasilitasi dengan pemerintah setempat adalah terselenggaranya rapat-rapat koordinasi antar stakeholder.

Hal lainnya yang tak kalah menarik adalah saya bisa ikut serta terlibat dalam penanganan kasus-kasus perdagangan orang, operasi-operasi gabungan TNI-POLRI, sweeping dan deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) illegal oleh BP2MI, dll.

Jadi, jika kamu ingin bekerja di PBB, mungkin yang bisa kamu lakukan dari sekarang adalah perluas wawasanmu serta latih soft skill dan core skill sebaik mungkin. Terlepas dari persyaratan umum seperti latar belakang pendidikan, pengalaman kerja di bidang terkait, serta keahlian bahasa inggris.

Skill seperti kemampuan interpersonal, kreatifitas, menghormati keragaman, kerjasama, kepemimpinan, serta perencanaan dan organisasi sangat berperan jika kamu ingin bekerja di PBB. Karena salah satu kualifikasi yang dibutuhkan di setiap lowongan pekerjaan di PBB menuntut kamu untuk dapat mendemonstrasikan skill-skill tersebut seperti contoh kualifikasi lowongan dibawah ini.
Contoh core competency yang dibutuhkan jika ingin bekerja di PBB

So bekerja di PBB benar-benar membuat saya belajar banyak sekali hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Saya dituntut untuk all in and keep pushing my self to the limit!

Walaupun kesempatan saya bekerja untuk PBB tidak lama, tapi itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri, dan sebuah pencapaian pribadi. Semoga di lain waktu saya bisa kembali bergabung.

Ada kepuasaan tersendiri ketika bekerja di organisasi kemanusiaan, tidak hanya di PBB, tetapi juga organisasi kemanusiaan manapun. Kepuasan seperti apa? Kepuasan dapat membantu sesama, karena organisasi kemanusiaan tujuannya bukanlah untuk mendapatkan profit atau keuntungan semata, tetapi lebih untuk membuat dunia ini lebih baik. Seperti potongan lirik lagunya Michael Jackson ini; 

"Heal the world, make a better place, for you and for me, and the entire human race."
...

Jadi, apakah kamu tertarik untuk bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa? Jangan lupa tinggalkan komentar di bawah ya. Terimakasih sudah membaca artikel ini. 

35 comments:

  1. Welcome back mas! Asik sekali bisa kerja di daerah2 gitu, sebenarnya saya pingin terlibat apalagi dibawah naungan PBB. Waktu awal2 baca sih sempat terbersit "apa proses wawancaranya full inggris ya?", eh makin ke bawah ternyata memang bener full inggris. Sayangnya inggris saya pas2an sekali. Dari salary-nya sepertinya menggiurkan ya mas? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, belajar bahasa inggris gampang banget kok mas, tinggal biasakan diri aja dikelilingi sama bahasa inggris seperti baca artikel inggris, nonton film bahasa inggris, dengerin musik inggris, dll. kalau sudah akrab dengan kata-katanya tinggal pertajam skillnya lewat kursus.

      Soal sallary memang menggiurkan sih mas, wkwkwk.

      Hapus
  2. keren banget bang, bekerja pada lembaga internasional di LN pula. Mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang, pengalaman yang tak terlupakan ini, tapi tetep kerenan Bang Day bisa sering jalan keluar negeri dibayarin kantoor.hehe

      Hapus
  3. kemampuan diplomai itu hanya dimiliki orang2 tertentu. Keren deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tapi bisa dilatih kok skill diplomasi itu bang. Sering-sering aja main ke pasar tradisional, tawar-menawar juga termasuk diplomasi soalnya, ahha.

      Hapus
  4. Saya sungguh kagum dengan fasilitas yang didapatkan
    Wah saya dibuat geleng-geleng kepala
    Kalau testnya pakai bahasa ingris saya nyerah deh
    Terimakasih ata berbagi pengalamannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan nyeraaah, selalu ada jalan lain ke Roma.

      Hapus
  5. Walau singkat, pengalamannya berkesan mas. Apalagi harus all in and keep pushing my self to the limit! Keren mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkesan bangett! banyak ilmu baru yang saya dapatkan.

      Hapus
  6. nasib memang ga ada yg tau, awalnya iseng malah jadi kenyataan ya mas, pengalaman yg sangat keren menurut saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa, besok iseng nyari jodoh deh, biar dapet beneran, hahaha.

      Hapus
  7. Menarik artikelnya tentang pengalaman bekerja di PBB. Kaitannya dengan dunia internasional, tentunya dibutuhkan soft skill yang lebih dibandingkan pekerjaan pada umumnya, seperti penguasaan bahasa asing, skill komunikasi, negosiasi, dsb. Mirip2 mau jadi diplomat juga. Sukses selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks bang! memang soft skill adalah kunci dari segala kesuksesan.

      Hapus
  8. wah ini PNS yang bukan kaleng kaleng mas
    keren banget dan pasti banyak pengalaman
    semoga jadi inspirasi buat generasi muda mas dan bener penguasaan bahasa asing emang perlu sekali
    terima kasih untuk sharingnya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, tapi sayang cuman setahun yaah, tpi gapapa lah buat batu loncatan.

      Hapus
  9. Balasan
    1. Bukan, saya cuman civillian saje, nak jadi askar tapi mata minus, huhuhu

      Hapus
  10. Loh lama gak nulis akhirnya muncul juga ! Kawin sana lu, jangan kerja bae, hahahaha

    Wahh hebat-hebat mas, bisa kerja di NGO. Ikut bangga rasanya ada orang Indonesia bisa berkiprah di NGO asing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, cariin jodoh dong baang. Thanks ban Riza!

      Hapus
  11. Amaaziiing! Selamat atas pekerjaan barunya mas! Keterimanya langsung di PBB dongg.. :v

    Anyway, salam kenal ya mas :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah gak kerja disitu lagi kok mas. Salam kenal balik yaaa!

      Hapus
  12. Wah keren mas, pasti seru deh kalo urusannya sudah sama petiggi petinggi hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget, ngomongnya kudu hati-hati benerrr.

      Hapus
  13. pengalamannya seru banget kak, mupeng jadinya tapi inget kemampuan bahasa Inggris aq terbatas, auto mundur alon-alon ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, saya juga bahasa inggrisnya pas-pasan kak, belepotan kalo disuruh ngomong atau nulis, tapi kalau ndengerin atau mbaca sih lumayan mudeng laah.

      Hapus
  14. Tulisannya runut banget, enak buat diikutin. Pengalaman yang menarik, semoga suatu saat nanti bisa ikut kerja sama dengan lembaga internasional.

    BalasHapus
  15. Keren sekali kerjaan nya kak. Walaupun setahun, pasti berkesan banget dan jadi poin plus di cv nantinyaa. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, bonus plus plus deh nih, tpi yang paling penting sih pengalaman dan jejaring relasi yang didapatkan. Thanks udah mampir ya.

      Hapus
  16. pengalaman yang mengesankan bg, membuka perspektif baru saya tentang bekerja tidak hanya soal uang, passion dll tetap juga soal membantu sesama.

    BalasHapus
  17. Pengalaman yang sangat berkesan. Bekerja di lembaga PBB memang kesempatan yang sangat istimewa. Saya sempat bekerja di Aceh untuk UNDP selama setahun dan untuk UNICEF selama dua tahun. Lalu sempat juga bekerja untuk ILO di Bandung selama setahun. Pengalaman disertai income yang sangat memuaskan...

    BalasHapus
  18. Keren bgt sih...cita² ku yg tinggi bgt ini di usia 15 thn keknya gk kwujud,smpe kaa bilang "mimpi jgn tinggi2 ntar jatuh, tp aku msih punya niat dan tekad buat jdi orang yg bermanfaat di kancah internasional, walaupun kerjanya nggk mesti di luar negeri, dan sy pengen skali kuliah pascasarjana di luar negeri,tp utk kedepannya perlu cari tau lgi ttg fakultas dan jurusan apa yg cocok sama pesyen saya...wkwk
    Dan Makasih blog ini sungguh bermanfaat, tp sayang orang indonesia kayaknya masih dikit bgt yg suka baca apalagi searching² artikel/konten yg manfaat dan menginspirasi kaya gini.

    BalasHapus
  19. Wah, keren dan sangat menginspirasi Kak. In the future, i also want to work under the auspices of the United Nations.

    Success always Kak

    BalasHapus