Januari 29, 2021


Tahun 2021 sudah berjalan hampir satu bulan. Tidak sedikit dari kita yang mungkin membuat resolusi baru untuk kehidupan yang lebih baik di tahun ini. Salah satunya adalah dengan memulai kebiasaaan-kebiasaan baru, ya nggak?

Lalu, kebiasaan baru apa nih yang sedang kamu coba lakukan? Kalau saya, sedang mencoba memulai kebiasaan baru yang bener-bener simple yaitu untuk tidak main hape saat bangun tidur, dan baca buku minimal 30 menit setiap hari.

Terus ada kendala gak dalam memulai kebiasaan barunya? Mungkin banyak godaan, malas, mager?


Memulai sebuah kebiasaan atau habbit baru memang cukup sulit bagi sebagian orang, termasuk saya. Apalagi jika kebiasaan itu adalah sebuah kebiasaan baik yang terkadang 'kurang menyenangkan' untuk dilakukan. Seperti misalnya olahraga, makan sehat, atau baca buku. 

Memang sudah sewajarnya kebiasaan baru itu tidak enak dilakukan. Jika dibandingkan dengan kebiasaan jelek yang sangat menyenangkan dan adiktif seperti bermain game, bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan merokok.

Tapi tenang saja, disini saya bukan mau berbagi masalah, tetapi justru mau berbagi solusi buat teman-teman yang sekiranya kesulitan untuk membangun sebuah kebiasaan baru yang bermanfaat. 

Jadi apa solusi untuk memulai kebiasaan baru itu? Jawabannya adalah dengan merubah sudut pandangmu!

Maksudnya?

Dalam bukunya 'Atomic Habits', pakar pembangun kebiasaan (sumpah, saya baru denger ada yang namanya pakar kebiasaan ðŸĪĢ), James Clear menyatakan bahwa:
"Kita pasti sering membicarakan berbagai keharusan yang harus dilakukan setiap hari. Seperti misalnya:  Anda harus bangun pagi untuk bekerja. Anda harus melakukan panggilan penjualan lagi untuk bisnis anda. Anda harus memasak makan malam untuk keluarga anda. Sekarang, coba bayangkan untuk mengganti satu kata saja: Jangan gunakan 'harus', tetapi gunakanlah kata 'bisa' : Anda bisa bangun pagi untuk bekerja. Anda bisa melakukan panggilan penjualan lagi untuk bisnis anda. Anda bisa memasak makan malam untuk keluarga anda."
Hal ini mungkin terkesan sangat semantik, atau cuma permainan makna kata saja. Tetapi terbukti sangat berperan dalam membangun kebiasaan dan meningkatkan taraf hidupmu menjadi lebih baik. Coba deh baca ulang kutipan di atas dan rasakan efeknya.


Dengan mengganti sudut pandang atau perspektif pemikiran kita dari sebuah 'keharusan' menjadi sebuah 'kemampuan', maka saat melakukan sesuatu seperti membaca 30 menit sehari atau berolahraga setiap pagi kita tidak akan merasa terbebani.

Selain itu, dengan mengkombinasikan kata 'bisa' dengan kalimat-kalimat positif yang menyatakan kebaikan dari kegiatan yang akan kita lakukan, maka dijamin kamu gak akan mager lagi deh.

Umpamanya:

- Jangan katakan "Hari ini Aku harus baca buku", tetapi katakan "Hari ini aku bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat dengan membaca buku selama 30 menit."

- Jangan katakan "Hari ini aku harus menulis artikel blog", tetapi katakan "Aku bisa menginspirasi banyak orang hari ini dengan menulis sebuah artikel di blog."

- Jangan katakan "Aku harus berolahraga hari ini", tetapi katakan "Aku bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan ideal dengan berlolahraga pagi ini."

Gimana? Ada perbedaan yang besar kan antara mengucapkan kalimat yang ada kata 'harus'-nya dengan kalimat yang menggunakan kata 'bisa' ?

Jadi, dalam membangun sebuah kebiasan baru, apapun itu, coba rubah sudut pandangnya untuk lebih melihat kebaikan yang akan didapatkan, bukan pada kekurangan-kekurangannya. Hal ini berlaku untuk semua hal yang ada di dunia ini. Termasuk pada kebiasaan-kebiasaan yang jelek.

Loh kok termasuk kebiasaan jelek?

Ya karena kebiasaan jelek itu sudah pasti lebih banyak kekurangannya daripada kebaikannya bukan? Jadi di saat kita mencoba melihat kebaikan dari kebiasaan-kebiasan jelek kita, eh tetapi ternyata kok tidak ada, yaa ngapain diteruskan kebiasaan jelek itu, bambaaaang.

Nah gitu aja sih, jadi buat teman-teman pembaca yang saat ini sedang mencoba membangun kebiasaan baru, tetap semangat! Kamu bisa memulai kebiasaan baru hari ini agar hidupmu mejadi seperti apa yang kamu inginkan!
...

Oh ya, kamu bisa banget loh meninggalkan pendapatmu di kolom komentar, biar kita bisa bertukar pikiran. Siapa tau kamu punya cara lain untuk memulai kebiasaan baru, sehingga pembaca lainnya juga bisa memetik manfaatnya. 

34 comments:

  1. Hanya dengan merubah satu kata, artinya langsung berbeda ya..
    Aku jadi kepikiran, kayaknya aku perlu mengubah sugesti ke dalam diriku. Berarti 10 minutes reading challenge bukan karena aku harus baca buku, tapi aku bisa mendapatkan pengetahuan baru dengan baca buku selama 10 menit setiap harinya.
    Well, terima kasih untuk postingannya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sugesti, percaya gak percaya bakal berpengaruh banget di kehidupan kita kak. Sama sama, terimakasih sudah berkunjung ya

      Hapus
  2. Setuju bang. Tapi saya fokus sama suaranya bang, bisa nih jadi voice over, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iseng-iseng aja bang bikin podcast, biar blognya berkesan lengkap gitu,

      Hapus
  3. So, dengan merubah sedikit kata tapi sebenarnya memiliki sama arti, dapat meningkatkan modd
    booster kita jadi ngga malas lagi ya, mas ...

    Baiqlah, aku kuterapkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betuuul mas Himawan, ga rugi kok untuk menerapkannyaa, sugesti kan diri untuk bisa melakukan apapun!

      Hapus
  4. emang harus dari mindset dulu yaa. paling susah tuh untuk ngga bermain hp setelah bangun tidur. kalau weekday sih saya bisa karena buru2 mau ngantor, tapi kalau weekend tetep aja malas2an dulu wkwk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, weekend mah gapapa sih kalau mau males-malesan, kita juga butuh istirahat, tapi kalo sesuatu udah jadi kebiasaan, walaupun weekend, bakal tetep dilakuin kok 😂

      Hapus
  5. Aku bisa, sebuah kata yang sederhana tapi punya makna yang mendalam
    Kalau saya untuk tahun ini merubah kebiasan saya, untuk aktif mempromosikan channel youtube saya. Dan saya tidak menggunakan kata harus, tapi saya bisa menembus subscriber 10K. Dan nyatanya bisa tercapai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya bang, dah aku subskrebb, abang ini juragan ondel-ondel apa gimana bang? Yutubnya isinya ondel2 semuaa, wkwk

      Hapus
  6. I can not agree you more, get your new perspectives.

    BalasHapus
  7. Semua yang terjadi memang asalnya dari cara berpikir (mindset) kita sendiri. Kalau mindset yg selama ini tidak menguntungkan dalam banyak hal, ya harus dirubah... BTW, thanks segala masukannya ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, the power of mindset! 😁, Terimakasih juga, semoga tulisanku bermanfaat.

      Hapus
  8. Wah, kebetulan banget saya juga barusan post tulisan dengan tema seperti ini di blog. Bagi saya yang paling berefek itu memang mengubah mindset kita ya, Mas, dan itu yang tricky apalagi kalau kebiasaan-kebiasaan lamanya sudah mendarah daging. Saya juga pakai strategi yang biasanya berpikir "I can't" menjadi "I don't". Misalnya, resolusi tahun ini saya mau menyeimbangkan diet saya, dan menghindari makan yang manis-manis. Daripada "Saya nggak bisa makan kue", efek dari "Saya nggak makan kue" itu lebih berdampak menolong saya buat stick ke resolusi itu. Apa, ya? Semacam nggak tertekan amat apalagi galau karena puasa makan kue untuk sementara waktu? Hahahaha.

    Anyway, tips-tipsnya very well-said, Mas!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kebetulan banget! Nanti aku baca deh postingan kak Ila. Iya kak setuju banget, karena katanya 'kita adalah apa yang kita pikirkan' 😁

      Hapus
  9. saya jadi ingat beberapa pesan dari mas adjiesantosoputro
    yang isinya sebisa mungkin mengurangi kata "harus"
    bukan malah bergerak malah makin malas
    saya sepakat akan hal ini dalam memulai kebiasaan baru
    tulisan yang menarik mas
    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, betul mas Ikrom, kata 'harus' cukup lah digunakan pada situasi yang memang mengharuskan kata 'harus', 😂. Kalau bisa dihindari ya jangan gunakan kata tersebut. Thanks feedbacknya mas ikrom!

      Hapus
  10. Iya bener ya, pakai kata "harus" jadi kesannya terpaksa, yg akhirnya bikin semakin malas ðŸĪŠðŸĪŠ
    Bisa kupraktikin nih, utamanya buat olahraga, yg kadang mau mulai aja udah males 😂😂

    tapi biasanya aku pakai trik pamrih. Kalo ngerjain ini aku dapat itu, misalnya kalau aku jalan sore ini biasanya dapat inspirasi nulis. lumayan lho buat memotivasi hehehe yg emang iya sih, sejak wfh klo udh suntuk di rumah, aku harus keluar rumah cari pemandangan. Nah dr situ jdi motivasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, buat rutin olahraga memang gamoang-gamoang susaah. Terus soal menghadiahi diri sendiri juga penting sih kak, setuju banget! Aku juga selalu menghadiahi diri sendiri sehabis selesai baca satu buku, dengan membeli buku yang lain ðŸĪĢðŸĪĢ

      Hapus
  11. Semangaaaattt..saya pun sedang berusaha membangun kembali kebiasaan baca buku tiap hari dan olahraga.

    BalasHapus
  12. Aku sih yes ini. Soalnya kadang kalo kata² harus itu berasa perintah, jadi males mau lakuin. Hehe

    Ternyata ke diri sendiri juga harus bicara yg baik² ya mas.
    Sekarang aku pengen ubah kebiasaan males olahraga ini di tahun 2021. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, kalo pake 'harus', apa yang kita lakuin jadi berasa nggak ikhlas, 😂. Betuul, sama orang lain aja kita perlu bicara yang baik-baik, apalagi sama diri sendiri. Hehe

      Hapus
  13. Kebiasaan baru selama pandemi?? Aku jadi amaaat sangat rajin cuci tangan dan mandi mas :D. Itu yang paling kliatan. THN lalu aku msh kerja di bank, dan udh ngalamin pas pandemi awal masuk. Yg biasanya stiap megang uang yg beredar aku biasa aja, kali jni lgs segera cuci tangan. Dan itu bisa berkali2, Krn aku ga suka pake hand sanitizer.

    Skr malah jd kebiasaan yg susah dihentiin. Megang sesuatu yg ga jelas, buru2 lari cari wastafel. Tapi aku msh fine, karena aku anggab ini kebiasaan bersih sih.

    Dan sejak resign juga, aku jd sangat teratur. Workout jadi rutin, pas masih kerja boro2. Sekarang dari 7 hari, aku workout 6 hari. Kalo membaca sih, karena hobi dari dulu yaaa, itu selalu aku lakuin. Cm waktunya jadi bertambah. Kalo pas kerja hanya 1 jam, skr jadi 3 jam sehari.

    Kurasa, pandemi ini selain bawa banyak kesedihan, tapi ga bisa dipungkiri, dia juga bikin kita jadi punya banyak kebiasaan baik :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh keren banget kak Fanny, disiplinnya luar biasaaa! Bagi tipsnya dong kak, hehe.

      Iya kak, kata orang, selalu ada kebaikan dibalik setiap kesulitan.

      Hapus
    2. Kalo disiplin dlm ngerjain sesuatu, itu kayaknya bawaan pas msh ngantor :D. Job deskku mengharuskan aku wajib disiplin dlm segala hal :D. Makanya agak susah dihilangin. Tapi kurasa, suatu hal yg dilakuin berkali2, itu udh kayak jadi kebiasaan sih lama2. Tanpa sadar pun, kita pasti ngulangin trus. :)

      Hapus
  14. butuh waktu untuk mengubah sesuatu yang baru...
    nice article.... thank you for sharing

    BalasHapus
  15. Hmmm... bener sih, aku tiap pagi buka ponsel haha.
    Tapi memang aku batasi, seperti kalau sudah jam 8 tidak boleh buka ponsel untuk cek medsos. Kalau dibuka-buka terus nanti malah keterusan dan jadi tidak fokus juga dengan kerjaan.

    BalasHapus
  16. pandemi memang menumbuhhkan kebiasan-kebiasaan baru yang baik, saya lebih sering baca buku, koran, dan juga olahraga dari biasanya mas, thx for sharing

    BalasHapus
  17. bagus tuh, kita mulai dari mengubah sudut pandang seperti niat nulis blog yang bisa memberi inspirasi ya. Thanks mas.

    Btw kalo gak salah kata baku "ubah" bukan "rubah" mas.

    BalasHapus