Juni 10, 2020


Kadang saya tuh heran waktu buka-buka youtube dan suatu ketika terdampar di sebuah konten supranatural, yang saya sendiri tidak tau itu beneran atau settingan, dengan jumlah viewernya yang jutaan. Wow!


Lalu saya coba bandingkan dengan konten-konten edukasi dari beberapa channel, ternyata, tentu saja, jumlah viewnya jauh berbeda! Yang horror jutaan, sementara yang edukasi paling banter cuman sekian ratus ribu saja, itu pun sudah ter-upload beberapa bulan yang lalu. Sedangkan konten horror itu baru di upload beberapa hari saja viewernya sudah jutaan.

Karena penasaran, saya coba searching di youtube dengan kata kunci "kisah misteri", klik, dan, muncullah deretan konten misteri dengan berbagai judul. Lalu saya juga iseng search kata kunci "penampakan" dan ...wow! Jumlah view-nya lebih banyak dari kata kunci "kisah misteri", jumlahnya lumayan buat panen adsense.

Tidak hanya konten misteri, uji nyali, penampakan, dan penerawangan orang yang katanya indigo saja, tapi konten story telling juga laris manis di serbu viewers!

Saya juga sempat melihat ada beberapa channel, youtuber senior dan artis-artis yang dulunya bukan channel misteri, tapi sekarang banting setir jadi channel misteri, atau setidaknya menyelipkan satu-dua konten horror di channel mereka. Tanya kenapa?

Ya sebenernya bukan cuman di Youtube saja sih, konten horror sudah di dahului oleh beberapa tayangan televisi seperti; Dunia Lain, Mister Tukul Jalan-Jalan, Uji Nyali, Karma -acaranya Roy Kimochi-, dan lain sebagainya. Sementara di kancah sinema, film horror bakal selalu menempati posisi 10 besar film terlaris alias box office.

So...yah, memang tidak bisa di pungkiri bahwa masyarakat Indonesia itu hobi banget mantengin konten yang berbau misteri, horor, supranatural. Pokoknya hal-hal yang berbau ghaib.

Mungkin karena orang Indonesia itu rasa ingin tahunya luar biasa besar, saking besarnya, keingintahuan akan dunia ghaib mengalahkan keingintahuannya akan dunia nyata....eh tapi tidak juga sih, rasa ingin tahu akan dunia nyata orang Indonesia juga sebenarnya cukup besar, terbukti dari laris manisnya teori konspirasi elit global dibanding penjelasan saintifik oleh para akademisi.

Saya bukannya tidak percaya hal-hal ghaib. Justru saya tuh percaya banget sama hal ghaib. Kalau saya tidak percaya, maka saya tak ber-Tuhan dong? Padahal gini-gini ya, saya masih beriman sama Tuhan.

Karena Tuhan sendiri adalah ghaib, begitu juga malaikat-malaikatnya, surga dan neraka, serta hari kiamat. Jadi kalau tidak percaya hal ghaib, sama saja tidak percaya Tuhan dong.

Jadi sebenernya, kenapa sih orang Indonesia itu suka banget nonton konten yang berbau horror, supranatural, dunia ghaib, dan sebangsanya itu?

Hal ini mungkin bisa ketemu, bisa kita ketahui, kalau kita melihatnya dari kacamata budaya, sejarah, serta psikologi masyarakat bangsa Indonesia tercinta ini.


Masih Ingat Animisme & Dinamisme?

Pertama, mari kita lihat dari segi budaya dan sejarah. Orang Indonesia itu, apapun sukunya, punya satu kesamaan, yaitu, dulunya adalah penganut animisme dan dinamisme. Apa itu Animisme dan Dinamisme? hayo loh.. pelajaran anak SMA nih!

Praktek menyembah pohon masih banyak di lakukan di seluruh dunia. (sumber: thestar.com.my) 

Animisme adalah suatu kepercayaan pada roh nenek moyang. Mereka yang menganut animisme mempercayai kekuatan-kekuatan ghaib, dan hal-hal ghaib itu dipercaya sebagai 'kerjaannya' roh nenek moyang.

Di Indonesia terutama di bagian timur Indonesia, masih banyak yang menganut animisme. Masih sering di adakan upacara-upacara adat untuk mengundang roh nenek moyang dengan melakukan berbagai ritual dan memberi sesaji agar roh nenek moyang bersedia melindungi dan mengayomi warga dengan 'kekutannya'.

Sedangkan dinamisme adalah suatu kepercayaan pada benda-benda mati yang diyakini punya kekuatan ghaib, seperti bebatuan aneh, pohon yang super besar, dan patung-patung. Pokoknya hal-hal yang sekiranya 'keren' dan nggak umum pada masa itu bakalan di sembah. Seperti kepercayaan marapu yang ada di Pulau Sumba.

Sebagai contoh pohon beringin yang besar, mereka yang menganut dinamisme percaya bahwa pohon itu punya kekuatan yang berbeda dari pohon-pohon yang lain. Mereka kadang menaruh sesaji dibawah pohon dan meminta sesuatu dari pohon itu, karena, mereka percaya pohon itu memiliki kekuatan.

Animisme dan dinamisme sebenarnya sudah ada sejak jaman purba, jaman batu. Nggak cuman di indonesia saja, bahkan di seluruh dunia pada saat itu mempercayai animisme dan dinamisme ini. Kedua paham ini akhirnya berkembang, ber-evolusi jadi paham politheistik, alias paham agama yang menganut banyak Tuhan sekaligus. Nah bingung gak lo kalo Tuhannya pada berantem.

Karena terlalu ribet, dan boros ngasih sesajen ke sana-sini, akhirnya muncul lah paham monotheistik alias cuman percaya sama satu Tuhan aja, ke-Tuhanan yang Maha Esa.

Singkat cerita, sampai lah nih, paham monotheistik ke Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Kristen, bahkan Yahudi juga ada loh di Indonesia, CMIW.

Tapi, kerennya orang Indonesia tuh, walaupun udah ber-Tuhan satu, tapi tetep aja gak mau ninggalin kebudayaan dan kebiasaan yang dulu-dulu itu...yups, sebuah kebudayaan yang tercipta karena adanya animisme dan dinamisme tadi itu. 

Jimat semar mesem yang dipercaya dapat meningkatkan wibawa, enteng jodoh, dan bikin kaya. Padahal, saya tau itu bikinan pengrajin kuningan di Jogja, asalnya cuman buat souvenir. (foto: kangrizalspiritual.com)

Jadi walaupun agamanya Islam, apa Katolik, apa Kristen gitu, tetep aja percaya kalau pohon beringin itu ada yang nunggu. Tapi...penunggunya berubah, dari yang dulunya di puja-puja, sekarang di takuti. Dari yang dulunya sosok berwibawa dan dinanti, berubah jadi sosok genderuwo dan kuntilanak yang sukanya haha hihi.

Bahkan sampai sekarang, jamannya gadget dan teknologi yang serba canggih, tradisi itu masih terus melekat pada orang-orang Indonesia. Pokoknya nempel teroos. Sehingga orang Indonesia tuh ya tetep percaya sama hal-hal gaib, baik dari perwujudan benda-benda keramat maupun tokoh/sosok tertentu seperti Nyi siapa, atau Ki siapa gitu yang menjadi penunggu suatu tempat / benda keramat.

Tidak luput juga sosok-sosok keroco antagonis pengganggu seperti kuntilanak, tuyul, pocong, wewe gembel, hingga genderuwo.


Kita Masih Ada di Tahap Perkembangan Intelektual Metafisis

Kemudian jika dilihat dari kondisi sosiologis masyarakat, Menurut August Comte (Seorang filsuf berkebangsaan Perancis) ada tiga tahap perkembangan intelektual manusia, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya, yaitu:

1. Tahap Teologis, dimana tingkat pemikiran manusia mempercayai bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.

2. Tahap Metafisis yakni tahap manusia yang menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

3. Tahap Positivistik yaitu tahap di mana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Nah, dari teori tersebut, kemungkinan besar, Tingginya animo masyarakat untuk menonton tayangan dengan muatan mistik, horor dan supranatural tidak terlepas dari kondisi sosiologis yang merupakan campuran dari ketiga fase tersebut. Kita percaya sains, tapi kita juga percaya hal ghaib, terutama sesuatu yang sama sekali tidak dapat dijelaskan oleh akal.

Nah, terakhir, jika dilihat dari sisi psikologis, menonton film horror itu sama saja dengan melakukan sesuatu yang menantang, sama-sama memicu adrenalin. Dimana kita tahu, adrenalin rush memang bikin nagih cuy!

Selain itu tayangan horror atau misteri memang dibuat untuk membuat orang penasaran sehingga kita merasa ingin dan ingin menonton terus sampai misteri itu terpecahkan. Ada kepuasan terendiri ketika kita bisa mengetahui ada apa di balik misteri film atau tayangan tersebut. Karena pada dasarnya, nggak hantu doang yang penasaran, manusia juga makhluk yang punya rasa penasaran tinggi.

Bahkan pocong sekarang 'dipekerjakan' sebagai penjaga portal disaat pandemi covid19, agar warga tidak keluyuran keluar rumah. (foto: akurat.com)

Terpeliharanya tradisi percaya akan hal ghaib masyarakat Indonesia di dunia modern ini juga akibat dari campur tangan industri media yang ikut melestarikan tradisi itu dalam bentuk baru: layar kaca, layar lebar, dan layar hape. Stasiun televisi, industri perfilman, dan konten creator baik di youtube maupun media lainnya.

Alasan utamanya tentu saja sangat kapitalistik: karena masyarakat kita suka cerita mistik, maka disajikan tayangan begitu. Ujungnya, banyak yang nonton, banyak yang ngiklan. Banyak yang sesat, mah bodoamat.

Begitulah kiranya yang membuat orang Indonesia suka banget sama horror, selain karena faktor sejarah budaya animisme dan dinamisme yang masih melekat erat, banyak orang Indonesia yang masih berada dalam tahap perkembangan intelektual metafisis, belum mulai berpikir mendalam secara logis dan ilmiah. Ditambah lagi nonton horror itu memang bikin nagih!

Jadi kesimpulannya, kalau mau jadi youtuber banyak duit, mulailah bikin konten misteri, horor, supranatural dan sebagainya. Karena saya juga mau bikin aah... 
...

Oiya, satu pertanyaan buat pembaca sekalian:

Kenapa pocong cuman ada di Indonesia (dan Malaysia dengan hantu bungkusnya) ? sedangkan di negara lain tidak ada pocong? gak usah ke negara lain deh, di daerah timur Indonesia masyarakatnya juga gak kenal pocong. Atau negara islam lain deh seperti di Arab yang sama-sama kalau meninggal tuh di kafanin juga nggak ada pocong? hayo kenapa? ada yang bisa jawab?

10 comments:

  1. animisme dinamismenya hilang tergerus,, tapi pengaruh horornya kebawa sampai sekarang ya.. saya sendiri suka bgt cerita2 horor gitu tapi gak mau mengalami di dunia nyata :D

    -traveler paruh waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gapapa mengalami di dunia nyata mas, itung2 pengalaman sekali seumur hidup, hahaha

      Hapus
  2. movi horror indosenia memang paduu huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi lebih serem movi horror thailand sih, seremnya kenaa

      Hapus
  3. Selain film horror dan konten misteri tuk channel youtube. Game horror juga banyak yang suka, salah satunya game indonesia DreadOut. Mungkin bisa mas coba nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya dreadout, pernah liat youtuber gaming luar negeri mainin game ini, kocak abis! hahaha

      Hapus
  4. Nah, saya juga gak tahu mengapa pocong ada di Indonesia. Soalnya baru tahu hanya ada di Indonesia dan di negara muslim lainnya gak ada pocong, he he he. Ketahuan gak terlalu mikirin hal mistis.

    Saya tidak terlalu doyan nonton film horor karena bisa merusak mood. Kecuali kalau penasaran gara-gara baca ulasan film di blog teman, atau tidak sengaja sedot film horor dari laptop anak sahabat. Lebih baik nonton yang cerah di dunia nyata daripada yang gelap di dunia mistik. Takutnya kebawa untuk jadi penakut dan kurang mengandalkan Allah sebagai pengawas utama.

    Ya, sejujurnya film atau tayangan mistik itu bisa tanpa disadari menggerus akidah yang nonton. Jadinya mudah penakut atau jiwa lebih labil.

    Di media sosial Instagram saja sudah ada akun yang ngaku ngurus hal mistik, serem banget dukun go media sosial, hi hi.

    Tulisannya bagus dan bernas. Serius ingin bikin konten mistis di YouTube? Bawakan saja dengan cara yang lebih bernas seperti tulisan ini. 👍 Tapi saya yang penakut ini belum tentu mau nonton, hi hi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, takutnya kebawa bahkan sampai filmnya selesai ya mba. Iya konten horor memang sudah ada diseluruh platform sosial media, banyak yang suka, ya kembali lagi sama teori diatas, masyarakat kita memang masih suka hal-hal kayak gitu. Terimakasih sudah membaca sampai tuntas mbaaaa, terharu. hehe

      Hapus
  5. Wa ini, analisa logis yang saya suka. Saya tuh heran, contoh orang2 yang saya kenal disekitar saya ya,pada penakut tapi suka banget ditakut-takuti.

    Menurut saya hantu bungkus atau Pontianak (Kunti) itu cuma ada di Indo-Malay karena budaya yg sama. Sama-sama suka ditakutin dan menakut-nakuti generasi selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, hantu-hantu itu emang produk budaya. Coba skrg kalau ke tempat gelap tuh kita bayanginnya hantu hantu eropa macam vampir, casper, frankenstein, valak, dll, pasti ga jadi sereeem 😂

      Hapus