Senja di Pantai Pero Kodi, Sumba Barat Daya
Kota kecil yang bernama Kodi (sebelumnya sudah saya ceritakan pada tulisan Danau Weekuri) mempunyai banyak sekali obyek wisata yang belum dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat, padahal potensinya sangat bagus sebagai obyek pariwisata.
Kali ini saya mengunjungi sebuah pantai yang bernama Pantai Pero tetapi masyarakat setempat lebih sering menyebutnya Pantai Kodi, sebuah pantai utama dengan pelabuhan kecil dan perkampungan nelayan di pinggirannya.
Sewaktu dalam perjalanan menuju pantai Kodi, saya mendengar suara adzan ashar bergema. Suara adzan adalah sebuah hal yang jarang saya temui di pedalaman Sumba karena islam di Pulau Sumba merupakan minoritas.
Namun berbeda dengan perkampungan ini. Warga kampung nelayan disini rata-rata beragama Islam. Kebanyakan warganya adalah pendatang muslim dari Flores.
Jalan sempit beraspal di akhiri dengan sambutan sebuah menara atau lebih tepatnya sebuah bangunan berlantai dua yang saya kira difungsikan sebagai gardu pandang. Tapi sayangnya saat itu tutup.
Didepan bangunan terhampar padang rumput yang cukup luas, kontras dengan biru air laut yang seolah hanya dibatasi oleh sebuah garis tipis.
Disini, disore hari, banyak warga yang melakukan kegiatan baik itu sekedar berkumpul, bermain bola, ataupun memadu kasih.
Pemandangan pantai ini membuat saya termenung menikmati indahnya kekontrasan warna antara hijaunya rumput dengan putihnya pasir pantai. Saya memejamkan mata, menghayati lembutnya angin laut menyapu wajah dan desiran suara ombak menerpa karang.
Niatnya sih kami mau menelusuri padang rumput sampai ujung dimana disana terbentang pasir pantai yang sangat luas. Tapi saat kami berpapasan dengan seorang nelayan yang tampaknya baru pulang melaut, kami langsung mengurungkan niat tersebut.
Pasalnya, nelayan itu mewanti-wanti kami "kakak, jangan kesana jauh-jauh, banyak perampok, dekat-dekat saja sudah"
Terpaksalah demi keamanan dan keselamatan kami hanya bermain pasir dekat dengan perkampungan penduduk, namun view yang kami dapatkan tetaplah indah, sebuah sunset yang menutup hari itu di Pantai Kodi.
Pelabuhan nelayan berada tepat disebelah pantai ini, hanya dibatasi oleh karang besar.
Disana sudah banyak warga desa yang melakukan aktifitas sore hari. Boacah-bocah berenang dengan lincahnya sementara ibu-ibu berkumpul dan bergossip ria. Bapak-bapak? mereka terlihat asik menghisap rokok di mulut mereka sambil memandang matahari yang perlahan-lahan tenggelam ke dasar cakrawala.
Didepan bangunan terhampar padang rumput yang cukup luas, kontras dengan biru air laut yang seolah hanya dibatasi oleh sebuah garis tipis.
Disini, disore hari, banyak warga yang melakukan kegiatan baik itu sekedar berkumpul, bermain bola, ataupun memadu kasih.
Pemandangan pantai ini membuat saya termenung menikmati indahnya kekontrasan warna antara hijaunya rumput dengan putihnya pasir pantai. Saya memejamkan mata, menghayati lembutnya angin laut menyapu wajah dan desiran suara ombak menerpa karang.
Di ujung sana ada pasir yang sangat luas, tapi banyak begalnya. |
Pasalnya, nelayan itu mewanti-wanti kami "kakak, jangan kesana jauh-jauh, banyak perampok, dekat-dekat saja sudah"
Terpaksalah demi keamanan dan keselamatan kami hanya bermain pasir dekat dengan perkampungan penduduk, namun view yang kami dapatkan tetaplah indah, sebuah sunset yang menutup hari itu di Pantai Kodi.
Pelabuhan nelayan berada tepat disebelah pantai ini, hanya dibatasi oleh karang besar.
Disana sudah banyak warga desa yang melakukan aktifitas sore hari. Boacah-bocah berenang dengan lincahnya sementara ibu-ibu berkumpul dan bergossip ria. Bapak-bapak? mereka terlihat asik menghisap rokok di mulut mereka sambil memandang matahari yang perlahan-lahan tenggelam ke dasar cakrawala.
Lihat anak2 yang main di air saya jadi ingat masa2 saya kecil dulu yang suka main di Sungai. :)
BalasHapusSama mas, kalau ketahuan mandi di sungai, siap2 di jewer emak, haa
HapusBersih banget panrainyaa
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung
Hapus