Desember 20, 2014


Menyambut hari jadi Kabupaten Purbalingga ke 182 yang jatuh pada tanggal 18 Desember, Pemerintah menggelar beberapa hiburan untuk masyarakatnya, salah satu diantaranya adalah pementasan wayang kulit yang diadakan dua hari berturut-turut yakni hari selasa dan rabu kemarin. 

Sayangnya hujan turun pada pagelaran wayang yang pertama sehingga jumlah penontonnya hanya sedikit. Baru pada pementasan kedua yang digawangi oleh dalang beken Ki Manteb, jumlah penontonnya lumayan banyak. Padahal, sebelum pentas dimulai, hujan turun sangat deras. 

Ajaibnya saat acara dimulai, hujan perlahan-lahan mereda, seperti yang dikatakan oleh Ki Manteb sendiri " Tenang wae, nek wis mulai wayangane li insyaallah udane mandek, merga Gusti Allah". Ki Manteb merupakan dalang yang beken karena menjadi ikon salah satu obat sakit kepala.

Acara dimulai pukul 21.00 WIB, penonton mulai berkerumun mengelilingi panggung, sementara pejabat-pejabat pemerintahan duduk nyaman di bagian paling depan. Penjual-penjual makanan dan minuman turut serta meramaikan pementasan wayang ini. 

Selain penjual makanan, ada juga penjual obat-obatan alternatif seperti jamu, ramuan herbal tradisional, tukang bekam, dll yang memanfaatkan pentas ini sebagai ajang mencari peruntungan. Aneka penjual suvenir wayang juga tak kalah meramaikan acara ini. 


Sinden Import
Yang menarik adalah, beberapa waranggana wayang kulit atau akrab disapa dengan sebutan sinden ada yang berasal dari mancanegara. Agnes Serfozo atau akrab dipanggil Aggy merupakan sinden yang berasal dari Hungaria, dia telah tertarik dengan kesenian wayang ini sejak Ki Manteb melakukan pentas di negerinya, tepatnya saat pentas di Budapest. Bahasa Jawa yang di ucapkannya benar-benar fasih, tak disangka ternyata yang mengucapkannya adalah bule dari Hungaria. Saat ini Aggy tinggal di Kota Solo.

Sinden bule lainnya yang tak kalah menarik adalah Hiromi Kano, sinden asal negeri sakura, Jepang ini telah malang melintang didunia perwayangan sejak 13 tahun lalu. Awal mula ketertarikannya dengan dunia sinden dan wayang kulit diawali ketika dia kuliah di STSI atau Sekolah Tinggi Seni Indonesia pada tahun 1996. Orang luar saja begitu antusias dengan budaya leluhur kita, kenapa kita tidak?

Foto :




Agnes Serfozo, sinden dari Hungaria


Hiromi Kano (tengah), sinden asal Jepang.

2 comments: