Agustus 26, 2015



Jika kita pergi dari Purwokerto ke arah Pekalongan-Pemalang melewati Karangreja, Purbalingga, atau sebaliknya maka setelah menempuh jarak sekitar 60 km, dan melewati jalanan menanjak dan menurun yang berkelok-kelok, kita akan sampai didaerah belik. 


Baca Juga Tulisan Pendakian Gunung Dengan Pemandangan Paling Indah

Didaerah tersebut akan terlihat sebuah bukit batu besar menjulang tinggi yang dinamakan oleh warga sekitar dengan sebutan watu payung atau gunung Mendelem. Ketinggiannya kurang lebih 1450 mdpal. Gunung tersebut sangat cocok bagi para pemanjat tebing, para layang, dan penyuka hikking dikarenakan pemandangan alam sekitar yang indah dan juga keeksotisan gunung tebing itu sendiri.


Kemarin, saya dan seorang teman baru saja mengunjungi situs tersebut. Sudah dari kejauhan keelokan bukit itu memikat hati. Ingin sekali memanjat bukit itu dan menguak apakah diatas sana ada harta karun atau tidak, haha. Jika dari arah Purwokerto, maka setelah pasar Belik, kita harus berbelok kekanan dan melewati perkampungan penduduk. Ikuti saja jalan desa utamanya, maka akan sampai di bukit tersebut. 

Dibawah bukit terdapat sebuah panembahan, atau makam kuno yang katanya merupakan makam sepasang suami istri keturunan Raja Kebon Agung dari Pemalang. Biasanya banyak orang-orang yang bersamadi disitu dan meminta sesuatu kepada si empunya makam tersebut. Saya sebenarnya tidak percaya dengan hal-hal mistik seperti itu. Namun, karena penasaran, saya mencoba masuk kedalam makam tersebut. 

Makamnya terletak dibawah bukit batu, sebelum mencapainya, saya harus melewati gerbang dan berjalan sekitar 10 menit. Rimbunnya pohon membuat tanah menjadi lembab. Kanopi-kanopi pohon menutupi cahaya matahari sehingga tempat tersebut terlihat mistis walau disiang hari. saya tidak menemukan letak makam tersebut, hanya ada beberapa cerukan di bawah batu hingga menyerupai sebuah gua kecil dan tersebar sesajen kembang dan rokok disekitarnya. Terdapat sebuah batu gepeng berukir menyerupai sebuah arca, namun sudah rusak. 

Dari kondisi tempatnya, logisnya mungkin orang pinter jama dulu membuatnya sebagai tempat menyendiri guna instropeksi diri, menenangkan batin, dan menghadap Sang Kuasa, karena tempatnya memang sunyi, suara bising dari luar teredam oleh banyaknya pohon-pohon besar. Namun hal tersebut disalah artikan oleh orang-orang sebagai tempat pesugihan,pengasihan, dll. Begitus ceritanya, mungkin saja menurut logika saya. Wallahualam... 


Dari makam tersebut, motor masih naik lagi sekitar sepuluh menit baru kami parkirkan motor kami di salah satu tanah terbuka dibawah tebing batu itu. Pemandangan tebing tersebut sangat eksotis. Tebing batu menjulang tinggi diatas, diselingi beberapa pohon tinggi yang sudah kering sehingga menampilkan pemandangan yang misterius. Tempat ini saya kategorikan termasuk tempat yang masih virgin, dengan kata lain masih benar-benar natural. Hanya tampak beberapa coretan-coretan bodoh oleh orang-orang yang juga bodoh, ckck. 


Kami mencoba menaiki tebing lewat jalur yang sudah disediakan, namun tidak sampai puncak karena waktunya sudah sangat sore dan kami tidak membawa bekal sama sekali, jadi hanya sampai tengah-tengah tebing saja. Namun pemandangannya sungguh luar biasa. mengingatkan saya pada pemandangan di Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta. 

Tebing watu payung ini dari sampel yang saya dapat agaknya tersusun oleh batuan beku dengan jenis diorit, tanah disekitarnya termasuk tanah aluvial. Mungkin dulu disekitar sini ada sebuah gunung api purba juga ya?atau masih menyatu dengan Gunung Slamet?mungkin saja, perlu penelitian lebih lanjut,hehe. Batu-batuan di sini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai bahan bangunan, ornamen batu alam, bahan galian golongan C, dll.


Ada satu mitos lagi di sekitar bukit ini, yaitu kisah tentang sebuah batu yang hilang secara misterius. Saya sempat diantar oleh teman saya untuk melihat letak tempat batu tersebut sebelum hilang. Letaknya berdekatan dengan makam keramat tadi. Terdapat sebuah lubang besar disebelah batu besar, nah dulu terdapat sebuah batu besar ditempat itu, namun tiba-tiba batu tersebut hilang begitu saja. Ada warga sekitar yang bekerja di Sumatera dan melihat batu tersebut berada di Sumatera sana, katanya ciri-ciri batunya sama persis. Karena batu besar itu hilang, maka meninggalkan lubang besar bekas tempat batu tersebut. 

Cerita ini sudah menjadi mitos setempat untuk berbagai generasi, jadi percaya tidak percaya, saya bingung sendiri Hayo, siapa yang memindahkan batunya ya?

Overall, tempatnya lumayan asik, selain pemandangan alamnya bagus dan masih alami, juga terdapat local beliefs and wisdom yang membuat penasaran.


2 comments:

  1. bukit ini sering aku lewatin kalo berangkat/pulang sekolah :)
    tp belum sempt main kesana..

    BalasHapus
  2. rencana lebaran besok saya dan temen temen maszal adventure pemalang mau kesana :D makasih buat infonya gan,,, jadi semakin tertarik untuk berkunjung ke mendelem.

    BalasHapus