April 06, 2014



Ini hanyalah cerita lama waktu saya masih awal-awal kuliah, sekitar tahun 2009. Sebuah reminder dikala Puncak Garuda masih berdiri kokoh sebelum hancur karena Gunung Merapi meletus pada 2010.

Tanggal 1 Agustus 2009, saya dan teman-teman jurusan Pendidikan Geografi UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) mengadakan pendakian ke Gunung Merapi untuk memandu kawan-kawan dari KEMANGGA (Kesatuan Mahasiswa Purbalingga) yang akan mengadakan pendakian ke puncak merapi dengan jumlah keseluruhan sekitar empat puluh orang, lima belas diantaranya adalah perempuan.

Perjalanan ini sudah seperti perjalanan wisata saja, karena yang ikut mendaki lumayan banyak.

Truk pasir yang mengangkut kami
Day 1: Pemberangkatan - 14:00

Dimulai dengan acara pengecekan dan technical meeting yang rencananya diadakan sehabis duhur.

Awalnya saya tidak berencana untuk ikut pendakian ini tapi pas pukul setengah satu tersebut, Ardhi, ketua HIMA Pendidikan Geografi waktu itu menghubungi dan memaksa saya untuk ikut pendakian.

Selesai berkemas, saya langsung menuju ke lokasi pemberangkatan yang bertempat di depan kantor dekanat Fakultas Ilmu Sosial UNY.

Setelah pidato pemberangkatan dari ketua Kemangga dan ketua Mahameru (Organisasi Pecinta Alam FIS UNY) kami langsung naik kendaraan yang sangat nyaman, murah, dan sejuk, yaitu sebuah truk pengangkut pasir. Asik.

Kami menggunakan jalur pendakian Selo, Boyolali.

Saat itu kami belum mengenal pakaian outdoor branded layaknya pendaki gunung kekinian. Pakaian yang kami gunakan seadanya.
Day 1: Basecamp Selo - 16:00

Dua jam badan kami bergoyang-goyang di dalam truk akhirnya kami sampai di basecamp selo yang berupa bangunan pendopo. 

Rencanya pendakian akan dimulai sehabis Sholat Isya. Selama menunggu pemberangkatan, tak banyak yang kami lakukan selain mengisi perut, pemanasan, dan adaptasi udara yang dingin.


Di basecamp juga sudah ada rombongan dari UGM sekitar sepuluh orang.

Seusai sholat isya, kami bersiap untuk berangkat.

Tim kami dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diisi sekitar tiga belas orang. Saya kebagian berada di kelompok 1. 

Perjalanan dimulai dari basecamp selo melewati jalan aspal sekitar dua puluh menit menuju New Selo (menara pandang merapi), jalannya sangat menanjak.


Karena sebelum pendakian saya tidak melakukan pemanasan, maka nafas saya terasa sangat berat, mungkin juga akibat saya terlalu banyak menghisap rokok.

Dari New Selo, perjalanan yang sebenarnya  akhirnya dimulai. Pertigaan new selo kami ambil jalan lurus. Jalan tanah melewati perkebunan penduduk. 

Tiba-tiba salah satu rekan saya mengalami sakit perut. Jadi terpaksa sebentar-sebentar kami berhenti. Setelah sekitar satu jam perjalanan, sakit rekan saya tadi mereda dan kami pun dapat melanjutkan perjalanan dengan tempo normal. 

Di akhir perkebunan, kami berhenti sejenak sekitar sepuluh menit untuk menjaga jarak dengan kelompok 2 supaya tidak terlalu jauh.

Kami melihat pemandangan yang cukup cantik. Pemandangan Gunung Merbabu di depan saya yang samar-samar terlihat karena disinari oleh cahaya bulan. Dibawahnya lampu-lampu kota berkerlap-kerlip bak lautan bintang.

Sayangnya dalam kelompok kami tidak ada yang membawa kamera jadi pemandangan yang langka tersebut tak ada publikasinya.

Anak-anak KEMANGGA angkatan 2009, dan beberapa penyusup.
Day 1: Tersesat - 21:45

Jalur pendakian New Selo terdiri dari dua jalur yaitu jalur regular dan jalur Kartini yang curam dan terutup semak belukar karena jarang dipakai.

Rencananya, kami, tiga kelompok ini akan berkumpul terlebih dulu di watu gajah atau pos pertama dan bersama sama lewat jalur biasa.

Tetapi takdir berkata lain.

Dalam kondisi gelap karena kami sudah memasuki hutan, jalannya sangat sulit untuk dilacak.

Pemandu kami, mas Aji yakin bahwa jalannya sudah benar.

Tapi lama-lama jalannya terasa aneh, semaknya semakin rimbun seperti belum pernah terjamah manusia.

Jadi di jalur ini kami seperti sedang membuka jalur baru. Akhirnya kami sadari bahwa kami benar-benar tersesat.

Kami berhenti sejenak, kemudian memutuskan untuk terus berjalan kedepan. Mendaki terus dengan jalan yang terjal yang di kanan-kirinya jurang.

Bahkan kami sampai harus merangkak seperti sedang wall climbing.

Kemungkinan saat di pos pertama kami salah jalan mengambil jalur sebelah kiri, yaitu jalur Kartini.

Karena belum ada yang pernah lewat jalur ini maka kami sangat buta akan arah.

Biar tidak tersesat seperti saya, baca Tips Traveling Apa Yang Harus Di Lakukan Saat Tersesat

Sementara itu, teman-teman perempuan sudah mulai panik dan mengeluh. Mereka minta istirahat sebentar, mengatur nafas dan pikiran yang sudah kalut.

Sambil istirahat saya iseng berteriak "GEOGRAFI UNY!" sampai tiga kali namun belum ada jawaban.

Lalu saya berteriak lagi "WOOOOOYYY!", teman-teman yang lain juga ikut berteriak.

Selang berapa detik ada sahutan dari atas kami dan meneriakan "KEMANGGA?" dan kami jawab "YAAA!". 

Ternyata kami berada tidak jauh dengan kelompok lainnya. Perasaan kami semua pun menjadi lega. Dengan bersemangat kami langsung kembali berjalan lagi.

Jalanan sangat gelap, penerangan hanya menggunakan senter sawah.

Day 1, Reuni - 22:30

Sekitar lima belas menit melewati jalan yang juga dipenuhi oleh semak belukar, kami melihat ada sekitar tiga sorotan lampu senter dari atas.

Kami langsung bergegas menuju arah lampu. Ternyata mereka adalah kelompok dua yang dipandu oleh mas Ardhi. 


Akhirnya kami ketemu juga dengan rekan-rekan yang lain.

Memang benar bahwa kelompok saya tadi melewati jalur kartini karena kami bertemu mereka di sebuah persimpangan jalan.

Lega sudah perasaan kami selamat dari liputan berita koran pagi.



Kami beristirahat lagi di persimpangan tersebut untuk regrouping. Banyak batu-batu besar disitu dan amat berdebu.

Dalam sorotan cahaya senter, badan kami semua benar-benar kotor oleh debu karena cuacanya terang jadi tanahnya kering dan berdebu.

Selang sepuluh menit, kami melihat beberapa sorotan lampu senter lagi yang ternyata itu adalah kelompok tiga.

Akhirnya kami reuni juga dengan teman-teman yang lain.



Reuni dengan kelompok 1
Jalur di depan semakin menanjak dan berganti menjadi jalan kerikil berbatu.

Badan benar-benar terasa pegal, apalagi bahu saya. Singkatnya sekitar jam dua belas malam kami sampai di pos kedua. 


Sebenarnya kami berniat mendirikan tenda di pasar bubrah tetapi kami urungkan karena angin di Pasar Bubrah terlalu besar.

Pasar bubrah ini berupa lapangan yang luas di bawah kerucut kaldera Gunung Merapi. Ini adalah titik terakhir sebelum melakukan pendakian terakhir menuju puncak.


Di pasar bubrah pemandangannya lumayan indah dan biasanya yang tidak kuat lagi naik ke puncak akan merasa cukup puas hanya sampai disitu saja. Karena suasananya sudah seperti di puncak maka disebut puncak pertama. 


Kami mendirikan tenda di Pos 2 yang merupakan sebuah igir pegunungan atau tulang belakang sebuah gunung karena bentuknya yang memanjang di atas bukit.


Tempatnya sangat sempit dan di kanan kirinya adalah jurang. Disitu angin menerpa kami dengan amat kencang, sampai-sampai kami sangat kepayahan saat memasang tenda. 


Batu bara yang kami bawa susah menyala, kami harus meniup sampai pipi kempot. Keadaan sangat amat tidak memungkinkan untuk tidur, namun para ladies sepertinya cukup mudah tertidur. Mungkin karena saking capeknya. 



Mengelilingi batu bara sambil bercengkrama
Malam itu kami habiskan dengan kandahan mengelilingi api batu bara. Bercerita dan berbagi pengalaman. Tentunya ditemani oleh tembakau dan kopi.

Tak terasa teman-teman yang tadinya semangat begadang satu persatu tertidur lelap oleh rayuan suara alam.


Baca lanjutannya Pendakian Gunung Merapi: Menggapai Puncak Garuda

5 comments:

  1. komentar kedua benk....
    aku ra melu kuwe..:-)

    BalasHapus
  2. Wah..
    Sip²
    pendakian yang penuh petualangan
    Keren neh ceritanya tapi sayang pas malem² tersesat itu gak ada dokumentasi fotonya.
    gw tunggu serita selanjutnya yah..
    ^^
    SEMANGAT bRo!
    KEEP BLOGGING

    BalasHapus
  3. @kifni iya kip kwe ra melu siy..hehe

    @ismi.. haha..makasih-makasih..postingan perdana tuw,moga aja kedepannya smaken baek..

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus