September 16, 2017


Tak banyak yang mengetahui keberadaan salah satu bangunan saksi sejarah kota Jogja ini. Bangunan tua berwarna dominan putih abu-abu dengan gaya arsitektur khas indische berdiri anggun di pinggir rel kereta api yang membujur, membelah Desa Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta.

Bangunan ini dulunya merupakan sebuah stasiun kereta api, namanya Stasiun Maguwo, untuk membedakan dengan stasiun yang baru dibangun tidak jauh disebelah timurnya, maka orang-orang menamainya 'Stasiun Maguwo Lama'.
Baca Juga: Menikmati Sunset Dari Candi Tertinggi di Yogyakarta
Sejarah stasiun Maguwo Lama ini dulunya merupakan stasiun kereta api bandara pertama di Indonesia yang memiliki empat jalur. Pada masanya, stasiun kecil ini berfungsi sebagai titik persilangan Kereta Api jarak jauh, bongkar muat kargo pupuk, dan merupakan titik langsir gerbong ketel pemasok avtur karena lokasinya berdekatan dengan bandara. 

Bagian belakang Stasiun Maguwo Lama 

Pada tahun 2008, Stasiun Maguwo Lama berhenti beroperasi karena sudah dibangun Stasiun Maguwo Baru yang lokasinya tepat didepan bandara Adisucipto.

Stasiun Maguwo yang baru, dibangun untuk memudahkan akses penumpang dari dan ke bandara serta hanya disinggahi oleh Kereta Api komuter Prambanan Ekspress (Prameks) tujuan Kutoarjo-Jogja-Solo.

Setelah sempat vakum selama hampir tujuh tahun lamanya, pada tahun 2015 jalur yang berada persis di depan Stasiun Maguwo Lama dfungsikan kembali sebagai tempat melangsir pupuk pusri palembang ke gudang yang berada di barat stasiun Maguwo Lama.

Tujuan lainnya adalah ke Stasiun Gombong dan Ceper dan diangkut dari Stasiun Cilacap Pelabuhan di dekat Pelabuhan Tanjung Intan.

Tiang lampu kolonial bergaya art deco menghiasi sudut-sudut pelataran stasiun. 

Saya sempat kesulitan mencari lokasi Stasiun Maguwo Lama ini, namun berkat bantuan mbah google dan pakdhe google maps akhirnya ketemu juga.

Ancer-ancernya jika dari arah timur (solo) tidak jauh setelah persimpangan pertigaan Bandara maka akan ada gang dengan gapura disebelah kiri jalan. Gang ini tepat disebelah lapangan sepakbola PT. Angkasapura. Masuk ke gang tersebut dan ikuti jalan utama. Stasiun Maguwo Lama berlokasi tepat diujung jalan, disebelah kiri.
Baca juga: Sejarah Pulau Belakang Padang, Dari Bajak Laut Malaka Sampai Jadi Penawar Rindu
Bangunannya tidak terlalu besar, seukuran rumah biasa sehingga membuat saya skeptis apakah benar ini adalah Stasiun Maguwo Lama. Namun arsitektur khas hindia-belandanya membuat saya yakin bahwa bangunan ini adalah benar Stasiun Maguwo Lama.

Tidak ada orang yang mengunjungi stasiun ini kecuali saya dan teman saya. Pagar besi modern mengelilingi bangunan tua ini, seperti yang seharusnya, dimana generasi muda harus melindungi dan melestarikan peninggalan sejarah dan budaya masa lalu.
Bagian depan Stasiun Maguwo Lama 

Setelah bertanya dan meminta izin ke warga sekitar, saya membuka gerbang besi Stasiun Maguwo Lama yang tidak terkunci. Bangunan stasiun lama ini semuanya dibangun dari kayu.


Disekeliling bangunan terdapat beberapa tiang lampu yang berornamenkan kesatria berkuda.

Pintu bangunan utama stasiun ini terkunci, sehingga saya tidak bisa melihat isi dalam bangunannya.

Di dekat stasiun juga terdapat reruntuhan bangunan kolonial yang dipenuhi semak bekas milik eks kepala Stasiun Maguwo Lama.
Baca Juga: Jalan-Jalan Malam di Makam Raja Mataram, Kotagede
Bangunan Stasiun Maguwo Lama bisa dibilang masih sangat terawat, apalagi bangunan ini telah dinobatkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah DI Yogyakarta.

Di beranda, di depan stasiun saya berdiri melihat kereta Prameks yang lewat menuju kearah barat. Seketika itu pula saya membayangkan saya berdiri disini beberapa puluh tahun lalu, di tahun-tahun dimana semuanya berlalu dengan pelan, dan menyenangkan.
Pintu gerbang stasiun biasanya dikunci, beruntung saya kesana pas gerbangnya tidak dikunci. 

Ornamen indische pada Stasiun Maguwo Lama 

Pintu krepyak yang terkunci. Didalamnya merupakan ruangan utama stasiun. 

Bagian samping bangunan, bentuknya sekilas seperti bentuk barn / gudang peternakan di eropa sana. 
Reruntuhan rumah kolonial eks kepala stasiun 

Bagaimana? Apakah kalian pernah mengunjungi stasiun bersejarah ini?

Satu permintaan kecil: Tolong bagikan juga artikel ini di sosial media kamu, supaya teman-temanmu juga tahu tentang Stasiun Maguwo Lama ini. Terimakasih sudah membaca!

3 comments:

  1. saya baru tau bangunan bersejarah satu ini dari artikel ini. makasih mas

    BalasHapus
  2. Ornamen Hindia Belandanya masih cukup kental. Bangunannya pun masih cukup terawat, salut deh ama Yogya yang bisa ngejaga bangunan-bangunan bersejarahnya.

    BalasHapus