Oktober 06, 2016




Saya kembali lagi ke perempatan yang terdapat Pos Infromasi Pariwisata dan menanyakan arah ke Pantai Nongsa yang disitu terdapat makamnya Nong Isa, salah satu tokoh penting di Pulau Batam dan menjadi asal dari nama 'Nongsa'. Penjaga dengan ramah mengarahkan saya untuk terus ke arah barat nanti di kanan jalan akan ada papan penunjuk arah Pantai Nongsa. 


Foto dari atas jembatan di Jalan Raya Nongsa
Kembali saya pacu motor kali ini agak ngebut karena sudah sore. Jalanannya kali ini lebih lebar dan lebih halus dari sebelumnya. Kanan kiri jalan juga ditumbuhi pohon-pohon lebat dengan akarnya yang besar.

Saya pelankan laju motor ketika melewati sebuah jembatan dengan sungai air payau / sungai yang masih menyambung dengan laut dibawahnya yang lumayan jernih.

Karena terbius dengan pemandangannya saya pun berhenti sebentar di jembatan itu. Banyak orang, muda-mudi berjejer dipinggiran jembatan saling berselfie bersama. Setelah saya perhatikan lagi ternyata ada pelabuhan / dermaga di bawah dengan satu kapal ferri kecil berlabuh.

Tidak mau kalah dengan orang-orang disekitar saya pun ikut mengambil foto pemandangan dari jembatan tersebut karena matahari yang hampir tenggelam terlihat indah dari jembatan ini.


Pelataran Makam Nong Isa, Batam
Melanjutkan perjalanan, saya akhirnya sampai di sebuah papan bertuliskan 'Pantai Nongsa' dan 'Makam Nong Isa' di sebelah kanan jalan sebuah pertigaan. Saya ikuti arah sesuai dengan papan tersebut.

Sekitar 50 meter di kanan jalan terdapat sebuah pelataran parkir makam Nong Isa yang berdekatan dengan masjid. Tidak jauh dari situ, tampak deretan pohon kelapa dan warung-warung pinggir pantai. 


Saung sederhana yang bisa di sewa wisatawan.

Pantai Nongsa ini cukup panjang dan berdiri beberapa saung diatas air yang seakan-akan menyekat pantai ini menjadi terlihat seperti beberapa pantai yang berbeda. Satu hal yang disayangkan adalah sampahnya buanyak banget! walaupun sudah ada tulisan dilarang buang sampah tapi tetap saja ada sampah disepanjang hamparan pasir putihnya. 


Sampah, sebuah momok yang selalu menghantui setiap tempat wisata di Indonesia.

Banyak kapal yang bersandar di peraduannya sambil terombang-ambing ombak yang bergerak pelan. Nampaknya kapal-kapal tersebut merupakan kapal penyeberangan menuju Pulau Putri, 15 menit perjalanan menggunakan kapal tradisional bermesin solar. Sayangnya jam sudah terlalu sore jadi saya tidak bisa menyeberang ke pulau putri.

Pelabuhan menuju Pulau Putri sendiri terletak di paling ujung utara pantai. Saya mampir di salah satu warung dan memesan segelas kopi hitam sebagai pencair suasana dan pelicin kata-kata. Saya mengobrol beberapa hal tentang Pantai Nongsa ini dengan si abang penjaga warung, alih-alih sebenarnya saya ingin menitipkan tas, hehe.



Saya jalan dari ujung ke ujung, mendengarkan deru angin pantai yang syahdu karena sore hari ini Pantai Nongsa benar-benar sepi, hanya ada sedikit pengunjung saja, salah satunya adalah rombongan anak sekolah yang sedang asik bermain voli di depan sebuah penginapan. Setelah puas, saya kembali ke warung tadi.

Abang warung masih asik bermain dengan asap rokoknya sembari menyapa saya. “Udah puas bang?” tanya dia dengan nada seolah kami sudah berkawan lama. “Sebenarnya belum puas aku bang, tapi sudah mulai gelap ini, besok lagi saja kalau ada waktu aku main sini lagi” jawabku.

Setelah ngobrol-ngobrol sedikit, saya beranjak pulang setelah sebelumnya membayar kopi nikmat ini yang cuma seharga Rp. 5000 saja, tidak pakai mahal, parkir disini juga gratis, pokoknya asik lah Pantai Nongsa ini. Apalagi kalau tidak banyak sampahnya pasti lebih asik lagi.


Di Batam ada Pantai dimana kulit kita ga bakal gosong walaupun main pasir seharian. Tempatnya ada di pulau paling ujung Barelang.

Kapal-kapal penyeberangan ke Pulau Putri.

Ngga dapet sunset karena ternyata posisi matahari tertutup tebing

Sampah lagi, luar biasa ya?

Makam Nong Isa.

Pantainya Nongsa bagus kalau bersih.

Kapal penyeberangan antar pulau kecil.

Sebuah resort yang penuh dengan yacht terlihat dari Pantai Nongsa 

Sendiri dalam syahdu ditemani lagu rindu yang tak menentu.

Post a Comment: